Vuvuzela atau biasa disebut Lepatata (dalam bahasa Tswana) adalah sebuah alat musik tiup khas Afrika Selatan. Alat musik ini dapat ditemukan saat berlangsungnya Piala Dunia FIFA 2010 ataupun pada Piala Konfederasi FIFA 2009. Alat musik ini memiliki panjang sekitar 65 cm dan menghasilkan tekanan suara sebesar.
Seorang pakar musik dari Spanyol bernama Pedro Espi-Sanchis, mengatakan vuvuzela adalah alat musik khas Afrika yang awalnya dibuat dari tanduk Antelop atau Kudu. Alat musik itu sering digunakan sebagai alat untuk mengumumkan upacara adat atau acara-acara meriah di Afrika Selatan.
Awalnya vuvuzela terbuat dari timah dan menjadi populer di Afrika Selatan pada 1990-an. Freddie “Saddam” Maake mengklaim telah menemukan vuvuzela dengan mengadaptasi versi aluminium sejak 1965 dari tanduk sepeda setelah mengeluarkan karet hitam untuk meniup dengan mulut. Dia kemudian menggabungkan dengan pipa untuk membuatnya. Maake memiliki foto dirinya di tahun 1970-an dan 1980-an di Afrika Selatan permainan game lokal dan internasional pada tahun 1992 dan 1996 dan pada Piala Dunia 1998 di Perancis, memegang vuvuzela aluminium. Dia mengatakan alat itu dilarang oleh memerintah karena dianggap berbahaya, yang mendorongnya untuk menemukan bahan plastik yang bisa memproduksi vuvuzela.
Meski vuvuzela banyak dikeluhkan pemain dan official pertandingan pada Piala Dunia 2010, namun sepertinya FIFA tidak akan melarangnya. Presiden FIFA Sepp Blatter menolak permintaan melarang vuvuzela ada di stadion dengan alasan terompet itu adalah ikon sepak bola Afrika Selatan.
Bagi pemain dan official yang terganggun oleh vuvuzela, mungkin bisa memesan penangkal suara bising vuvuzela. Sebuah situs bernama Antivuvuzelafilter.com mengembangkan sebuah teknologi yang dapat meminimalisir bahkan menghilangkan suara terompet tersebut untuk para penonton yang menyaksikan siaran pertandingan melalui komputer, atau Televisi. Teknologi tersebut juga dapat menghilangkan suara vuvuzela bagi para pemilik iPhone dan iPod yang menonton video streaming. Software anti vuvuzela tersebut dibanderol sekira 2,95 euro atau sekira Rp33 ribu.
Sedang bagi anda yang berada di Indonesia dan ingin mencoba menggunakan vuvuzela bisa memesank melalui situs www.buy-vuvuzela.com milik Oron Barber. Pengusaha internet ini sudah mempersiapkan penjualan vuvuzela ke seluruh dunia sejak Juni 2009. Situs tersebut telah menjual sekitar 20.000 sampai 30.000 vuvuzela ke seluruh dunia. Namun Anda harus tahu, bahwa Oron Barber orang Yahudi, yang mungkin berafiliasi dan mendukung Israel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar